Depresi perekonomian dialami oleh berbagai elemen masyarakat di seluruh dunia dikarenakan adanya Pandemi COVID 19. Salah satu yang terdampak dengan keras adalah Provinsi Bali. Isu ini diangkat dalam event Webinar KOPITU Jum’at, 17 September 2021 yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi, I Putu Astawa selaku Kepala Dinas Pariwisata Bali mewakili Gubernur Bali, Perencana Utama Bappenas sekaligus Ketua Umum PPPI I Dewa Gde Sugihamretha, Komang selaku Praktisi Pertanian di Bali, Pembina DPW KOPITU Bali Gede Indra, dan Ketua DPW KOPITU Bali Wayan Reddy.
“Selama PPKM, semua pariwisata ditutup. Dengan ditutupnya kawasan pariwisata tersebut maka kegiatan kepariwisataan pun ikut terhenti, karena PPKM Darurat memang mengatur penutupan pintu masuk gerbang pariwisata. Otomatis, roda perekonomian terhenti secara total”, ungkap I Putu Astawa.
Sejak bermula persebaran COVID 19 di Indonesia, efek yang sangat berat memang dirasakan oleh masyarakat Bali. Hal ini dikarenakan mayoritas penduduk Bali bergantung pada sektor pariwisata sebagai roda perekonomian utama. “Sektor UKM pun mengalami penurunan, walaupun tidak begitu signifikan. Oleh karena itu kami sempat melakukan penguatan terhadap UKM”, tambah Astawa.
Menurut I Dewa Gde Sugihamretha, perencanaan sarana dan prasarana pertanian di Bali sebenarnya sudah banyak yang mulai berjalan, namun masih belum ada yang dapat mensinergikan para pelaku dan menciptakan ekosistem yang layak.
“Dari tahun 1995 saya sudah lakukan transformasi dan berjalan paralel dengan pariwisata. Namun dengan sektor yang terbilang minoritas di sini, saya banyak mengalami kesulitan, dan akhirnya apa yang saya takutkan terjadi. Kebertumpuan pada sektor pariwisata saja, tentu akan sangat berbahaya”, ungkap Komang.
Gede Indra mengungkapkan bahwa potensi pertanian di Bali sebenarnya sangat besar. Komoditas unggulan seperti Porang, Talas Beneng dan berbagai jenis umbi potensial ekspor lain banyak mulai dibudidayakan.
“Kita perlu mengangkat level pertanian di Bali. Salah satunya dengan establishment ekosistem bisnis yang rangkap dari hulu hingga ke hilir, sehingga supply chain dapat terjaga. Dengan demikian, saya yakin Bali mampu bangkit dan menjadi daerah yang luar biasa tidak hanya oleh pesona wisatanya, namun juga oleh potensi pertanian nya, Salam KOPITU”, ungkap Yoyok.