Semakin langkanya sumberdaya lahan, terutama akibat perkembangan sektor industri dan jasa, sehingga kegiatan usaha pertanian konvensional semakin tidak kompetitif karena tingginya harga lahan. Teknologi budidaya pertanian sistem hidroponik memberikan alternatif bagi para petani yang memiliki lahan sempit atau yang hanya memiliki pekarangan rumah untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha yang dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan yang memadai. Melalui Webinar KOPITU dan Propaktani 21/10, uraian tersebut dibahas dan disampaikan oleh Nursyamsu Mahyuddin, Dirut PT Nudira Sumberdaya Indonesia. Webinar tersebut juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi, Ketua Umum KOPITU Yoyok Pitoyo dan Handoko selaku Praktisi Pertanian Hidroponik Greenhouse.
Suwandi mengungkapkan bahwa secara umum, konsep Greenhouse Hidroponik digunakan untuk mengatasi perubahan iklim yang saat ini telah membuat para petani tanaman pangan dan hortikultura banyak mengalami kerugian. “Keadaan cuaca yang tidak menentu menyebabkan musim tanam dan panen tak menentu. Petani sulit untuk melalukan prediksi cuaca dalam masa tanam. Teknologi greenhouse atau rumah tanaman merupakan sebuah alternatif solusi untuk mengendalikan kondisi iklim mikro pada tanaman”, tuturnya.
Beberapa permasalahan yang dihadapi mengenai penerapan Greenhouse Hidroponik diantaranya kendala Investasi dan Hilirisasi. Menanggapi hal tersebut, Handoko mengungkapkan bahwa dirinya sebagai praktisi dan sekaligus Ketua DPW KOPITU Yogyakarta telah melakukan langkah-langkah hilirisasi untuk produk-produk hidroponik.
“Sebagai salah satu pimpinan DPW KOPITU saya sudah banyak bantu anggota binaan untuk memasarkan produk hidroponik yang ada. Untuk kendala modal investasi saya rasa bukan hal yang begitu besar karena sekarang sudah banyak skema KUR yang bersahabat dengan petani. Sedangkan untuk pasar, kita ngga cuma ambil dari yang skala besar saja. Produk anggota binaan yang skala kecil dan menengah pun kita tampung semua, sesuai visi dan misi KOPITU yang kita pegang, kita harus mengedepankan UMKM”, ungkap Handoko.
“Budidaya tanaman di greenhouse akan memberikan perlindungan perlindungan terhadap cuaca panas & dingin, angin dan hujan, dan memungkinkan hama dan penyakit dikendalikan secara baik. Jadi, greenhouse memungkinkan kita menanam tanaman di luar musim, serta tanaman lain yang biasanya tidak akan bertahan hidup di iklim setempat”, tutur Yoyok. “Keuntunganya ya tentu pertumbuhan tanaman bisa kita kendalikan dengan lebih cepat, produksi lebih tinggi dengan lahan minim dan kualitas yang konsisten”, tambahnya.