Ekspor Indonesia ke United Arab Emirates dinilai masih sangat jauh dari harapan, melihat data yang ada saat ini. Melihat kondisi ini, dinilai sangat perlu melakukan peningkatan ekspor ke UAE mengingat daya beli masyarakat di sana tergolong tinggi dan konsumtif. Hal ini disampaikan oleh Atase Keuangan KBRI Abu Dhabi Boby Hernawan mewakili Duta Besar LBBP RI Untuk UAE, H. E. Husin Bagis dalam Webinar KOPITU dan Propaktani (13/10). Webinar tersebut juga turut dihadiri oleh Kepala ITPC Dubai Muhammad Khomaini, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi, Ketua Umum KOPITU Yoyok Pitoyo, dan Owner Alfamart Dubai Loula Salim.

“Kalau kita bicara ekspor produk pertanian, tentu kita tidak bisa lepas dari aspek pengawetan produk, baik itu segar maupun olahan. Saya kira sangat luar biasa ini, dari Pak Yoyok saya yakin produk-produk sudah mulai siap untuk penetrasi ke UAE”, ungkap Suwandi dalam sambutanya.

“Untuk penetrasi produk ke UAE sebetulnya sangat memungkinkan. Apalagi untuk saat ini kita memang sedang berusaha mencapai FTA dengan pihak pemerintah UAE. Kami berharap dengan adanya kesepakatan nanti akan muncul kebijakan baru yang menguntungkan untuk kita.”, ungkap Boby Hernawan.

Berdasarkan data dari Kepala ITPC Dubai, produk yang dikenai bea rendah adalah produk pertanian, baik dalam bentuk segar maupun olahan yaitu sebesar 5%. “Produk yang dikenai bea tinggi diantaranya minuman beralkohol, minuman berkarbonasi, elektronik, dan perhiasan”, ungkap Khomaini.

Sudut pandang dari praktisi Loula Salim mendukung pernyataan tersebut. Menurutnya, pasar di UAE sangat besar dan terbuka untuk berbagai produk yang ada di Indonesia, bahkan produk UMKM. Daya saing produk Indonesia tergolong tinggi. “Kebanyakan makanan yang saya datangkan dari Indonesia merupakan makanan kering dan sudah berkemasan seperti kopi, gula, kerupuk, emping dan sebagainya. Saya datangkan dari berbagai daerah di Indonesia, dan semuanya sangat bagus dibandingkan produk yang ada di UAE. Yang saya harapkan adalah produk Indonesia lebih banyak masuk ke UAE”, ungkapnya.

“Kita sudah siapkan skema dan ekosistem untuk bisa penetrasi ke UAE. Tapi tentunya kita perlu pastikan dulu tiap produk memenuhi spesifikasi dan ketentuan dari UAE. Kalau belum, kita bisa lakukan pendampingan untuk para pelaku usaha. Kita berharap para Stakeholder bisa lebih kooperatif untuk membantu para pelaku usaha melakukan penetrasi, mengingat biaya logistik dan aspek pergudangan di UAE tidak bisa kita kesampingkan sebagai beban pelaku usaha”, ungkap Yoyok.

Follow Sosial Media :

TAGAR :  #Indonesia #SuksesExpor # #UMKM #umkmkopitu  #goExpor #goGlobal #ukmnaikkelas  #yoyokpitoyo  #KOPITU 

Facebook : https://www.facebook.com/kopitupusat

Twitter : https://twitter.com/KomiteKecil

Instagram : https://www.instagram.com/kopitu_/

No comments