Ada sebuah istilah dalam pemasaran yang disebut sebagai hard selling. Apa itu hard selling?
Melansir Investopedia, hard selling adalah pendekatan periklanan atau penjualan yang menonjolkan bahasa langsung dan mendesak.
Dengan hard selling, pelanggan diarahkan agar melakukan pembelian dalam jangka pendek, tanpa diberi waktu untuk mengevaluasi pilihan mereka.
Jadi, pemasaran ini akan tetap mendorong pelanggan untuk membeli meski mereka sudah berkata “tidak”.
Menurut berbagai pakar penjualan, strategi pemasaran hard selling ini dianggap sebagai teknik agresif bertekanan tinggi yang tidak disukai pelanggan.
Perbedaan Hard Selling dengan Soft Selling
Pada praktiknya, hard selling juga memiliki hal sebaliknya yang biasa disebut dengan soft selling.
Sesuai dengan namanya, soft selling adalah teknik pemasaran yang tidak memiliki rasa urgensi dan fokus untuk melakukan pembelian segera.
Soft selling memiliki pendekatan minimal, bahkan tidak mengandung upaya langsung untuk membujuk pelanggan agar melakukan pembelian.
Oleh karena itu, soft selling membutuhkan lebih banyak waktu dan perencanaan yang lebih matang. Tentu saja, hal ini menjadaikan soft selling sebagai strategi pemasaran dalam jangka panjang.
Mengutip Revenue Grid, pendekatan yang lebih lembut membutuhkan dukungan pelanggan berkualitas tinggi, yang pada gilirannya membutuhkan konten yang baik.
Maka dari itu, tim pemasaran brand kamu perlu memikirkan beberapa aspek bisnis yang berbeda, terutama dalam hal layanan pelanggan.
Baca Juga: Up Selling Adalah Cara Meningkatkan Penjualan, Ini Penjelasannya!
Karakteristik Hard Selling
Adapun karakteristik dari teknik hard selling, yakni:
- Memprovokasi pelanggan untuk membeli produk atau menggunakan jasa
- Menggunakan slogan dan grafik yang tegas untuk menarik perhatian pelanggan
- Menawarkan produk atau jasa dengan cara yang agresif pada pelanggan
- Menciptakan rasa takut di benak pelanggan sehingga mereka terdorong untuk membeli
- Meyakinkan pelanggan bahwa membeli produk atau jasa adalah keputusan yang paling tepat
Kelebihan Hard Selling
Meski banyak pelanggan yang mungkin menganggap hard sell sebagai teknik pemasaran yang menjengkelkan, tetapi strategi ini memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:
1. Menciptakan Urgensi di Benak Pelanggan
Penawaran produk atau jasa yang dilakukan dengan hard sell dapat menciptakan rasa urgensi di benak pelanggan.
Hal ini sangat berguna untuk meningkatkan penjualan. Pasalnya, pelanggan akan merasa terdesak untuk melakukan tindakan dengan cepat.
Karena pendekatan hard sell memberi tekanan pada calon pembeli, mereka pun cenderung membeli produk atau jasa tanpa terlalu banyak penundaan.
Tentu saja, hal tersebut sangat menguntungkan penjual. Mereka bisa mendapatkan hasil penjualan yang lebih besar dalam waktu singkat.
2. Dinilai Lebih Mudah dan Cepat
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pemasaran hard selling bisa mendatangkan keuntungan dengan lebih cepat.
Alasan inilah yang dinilai banyak penjual sebagai strategi pemasaran yang lebih mudah dan cepat.
Hard selling menggunakan pendekatan pemasaran secara langsung sehingga lebih efektif dalam mendorong pelanggan untuk melakukan pembelian.
3. Bermanfaat untuk Penjualan Berbasis Komisi
Karena lebih mudah dan cepat dalam mendatangkan pembelian oleh pelanggan, teknik pemasaran ini pun sangat cocok untuk penjualan yang berbasis komisi.
Penjualan dengan sistem komisi biasanya lebih fokus pada penjualan produk atau jasa sehingga mereka akan berlomba-lomba untuk mengumpulkan pelanggan agar bisa mendapat keuntungan.
Oleh karena itu, mereka pun lebih memilih untuk melakukan hard selling sebagai teknik menutup persaingan.
Pelanggan pun hanya punya sedikit waktu untuk membandingkan dengan kompetitor ketika mereka melakukan transaksi jual beli.
Kekurangan Hard Selling
Setiap teknik pemasaran tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan.
Lantas, apa saja ya, kekurangan hard selling yang perlu kamu ketahui sebelum menerapkannya dalam bisnis?
Berikut kekurangan teknik hard sell bagi bisnis:
1. Pelanggan Merasa Tak Nyaman
Pemasaran yang dilakukan dengan cara hard sell biasanya membuat pelanggan merasa tidak nyaman.
Pasalnya, hard selling ini melibatkan provokasi, bahkan tak jarang bisa menciptakan rasa ketakutan pada benak pelanggan agar mereka ingin membeli.
Perasaan tersebut tentu saja dapat mengganggu ketenangan pelanggan karena mereka ditekan terus-menerus oleh penjual.
2. Tidak Terciptanya Pembelian Berulang
Ketidaknyamanan pelanggan akibat hard selling juga akan membuat mereka enggan melakukan pembelian berulang.
Banyak pelanggan yang merasa kapok dengan sebuah brand karena pemasarannya yang cenderung memaksa.
Hard selling yang dilakukan secara agresif juga dapat membuat pembeli kewalahan dan mencegah calon pembeli mempertimbangkan merek tersebut.
Pelanggan akhirnya memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan sehingga mereka bisa saja membagikan pengalaman negatifnya kepada orang lain, yang dapat berdampak buruk pada reputasi brand.
Hal itu pun bisa membuat pelanggan lebih memilih untuk berbelanja ke brand lain yang merupakan kompetitor.
Jadi, meski menghasilkan keuntungan yang cepat, teknik hard sell ini juga bisa berdampak besar dalam jangka panjang.
Tidak terciptanya pembelian berulang bisa membuat sebuah brand benar-benar kehilangan pelanggan.
Baca Juga: Manfaatkan Promo Free Shipping untuk Menarik Calon Pembeli!
Tips Melakukan Hard Selling
Meski memiliki beberapa kekurangan, hard sell tetap bisa diterapkan dalam bisnis. Namun, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan, di antaranya:
1. Gunakan untuk Menjual Produk Murah
Teknik hard selling biasanya akan lebih efektif untuk menjual produk-produk dengan biaya rendah.
Produk yang murah ini pun akan lebih cepat terjual karena pelanggan tak terlalu merasa terbebani ketika mereka didesak untuk melakukan pembelian.
Kamu juga akan lebih mudah dalam meyakinkan pelanggan karena prosesnya lebih sederhana ketika menjual barang murah.
2. Pahami Kualifikasi Produk dengan Baik
Sebelum menerapkan teknik pemasaran hard sell, pastikan kamu benar-benar memahami kualifikasi produk dengan baik.
Dikutip dari Indeed, sebaiknya kamu memelajari semua informasi produk yang akan ditawarkan kepada pelanggan sehingga mereka menganggapmu sebagai seorang ahli.
Kamu juga bisa mencoba untuk menggunakan produk tersebut agar memiliki pengalaman sendiri dan lebih mudah dalam menjelaskannya pada pelanggan.
Semakin banyak pengetahuan kamu tentang produk tersebut, akan semakin baik juga bagi kamu dan kamu dapat menjawab pertanyaan apa pun dengan bijaksana meski dalam keadaan mendesak.
Dengan keyakinan dan keahlian ini, pelanggan pun akan lebih mudah untuk menerima saran pembelian yang kamu tawarkan.
3. Promosi di Berbagai Platform
Strategi hard selling bisa berhasil jika kamu menerapkannya melalui berbagai media komunikasi.
Oleh sebab itu, manfaatkanlah iklan, email, dan media sosial untuk menawarkan produk atau jasa pada pelanggan.
Dengan menggunakan berbagai platform, terutama media sosial, kamu akan terlibat lebih dekat dengan pelanggan.
Kamu pun bisa memeroleh tanggapan langsung dari para pelanggan melalui berbagai platform ini.
Selain itu, kamu dapat menjawab pertanyaan dari pelanggan dan memiliki kesempatan yang besar untuk menawarkan produk atau jasa beserta menjelaskan keunggulannya dari pesaing.
Tak hanya itu, menggunakan lebih dari satu platform pemasaran juga bisa membantu kamu dalam menjangkau pasar yang lebih luas dengan audiens yang lebih beragam.
Nah, itu dia informasi seputar hard selling beserta tips penerapannya dalam sebuah bisnis. Apakah kamu tertarik untuk menggunakan teknik hard sell ini?