Disrupsi digital dan kehadiran pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir turut mempengaruhi kebiasaan para nasabah untuk melakukan transaksi.
Data terbaru Bank Indonesia (BI) menunjukkan, masyarakat semakin mengurangi transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dan beralih menggunakan transaksi secara daring.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengemukakan transaksi ekonomi dan keuangan digital terus berkembang pesat seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat.
dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital serta akselerasi digital banking,” kata Perry, dalam konferensi pers, Kamis (10/2/2022).
Data bank sentral per Januari 2022, nilai transaksi uang elektronik tumbuh 66,65% secara tahunan mencapai Rp 34,6 triliun. Sementara itu, nilai transaksi digital banking meningkat 62,82% secara tahunan menjadi 4.314,3 triliun.
Merujuk pada data bank sentral, nilai transaksi pembayaran menggunakan ATM, kartu debet dan kartu kredit memang masih mengalami pertumbuhan, namun tidak sebesar transaksi digital.
“[Transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, debet dan kredit] tumbuh 14,39% yoy menjadi Rp 711,2 triliun,” jelasnya.
Selain itu, BI juga mencatat bahwa transaksi melalui QRIS terus meningkat sejalan dengan akseptasi masyarakat baik secara nominal maupun volume masing-masing 290% yoy dan 326% yoy.
“Bank Indonesia terus mendorong inovasi sistem pembayaran serta menjaga kelancaran dan keandalan sistem pembayaran,” kata Perry.