komite-umkm.org – Kebutuhan manusia akan makanan dan kosmetik menjadi hal yang sangat esensial dalam kehidupan. Banyak tumbuhan yang awalnya dianggap sebagai tanaman liar dan terabaikan, kini dibudidayakan dan menjadi penyokong pemenuhan kebutuhan manusia. Porang (Amorphophallus muelleri) adalah salah satu dari tanaman yang dianggap liar dan tidak mempunyai manfaat pada awalnya, tetapi kini banyak dibudidayakan untuk membuat berbagai macam aneka olahan makanan dan kosmetik.
Rabu, 23 Desember 2020 ketua umum Komite Pengusaha Mikro Kecil Menengah Indonesia Bersatu (KOPITU), Yoyok Pitoyo melakukan kunjungan ke salah satu lahan pertanian Porang program KOPITU di daerah Singaraja, Bali. Dalam kunjungannya, Yoyok mengatakan bahwa kebutuhan di pasar global akan Porang sangatlah besar, sehingga produksi Porang menjadi salah satu program KOPITU yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang pertanian, serta mengajak anak-anak muda / milenial untuk turun tangan ke bidang pertanian.
Anak-anak muda saat ini menilai bahwa dunia teknologi lebih menarik minat mereka dibanding berkecimpung di dunia pertanian. Yoyok menjelaskan kepada pemuda setempat bahwa dunia pertanian dan kemajuan teknologi dapat dikombinasikan untuk membuat sebuah sistem pertanian terpadu, modern, dan berbasis teknologi.
“Dunia pertanian untuk anak-anak muda selama ini dinilai kurang bergengsi dan kurang menjanjikan dari segi ekonomi, di sini KOPITU mengajak para muda-mudi untuk turut membantu ketahanan pangan dan ekonomi nasional, sekaligus memberikan bukti bahwa dunia pertanian sangatlah menjanjikan secara ekonomi dan sangat vital untuk kemaslahatan umat manusia” jelas Yoyok
Dilihat dari segi ekonomi, budidaya porang sangatlah menjanjikan. Harga bibit yang terjangkau dan budidayanya yang tidak terlalu sulit serta harga jual yang tinggi diharapkan mampu menarik minat kaum pemuda di Singaraja. Porang bisa hidup di tanah yang kering serta perawatan yang minim. Selain itu, Porang juga dapat tumbuh di berbagai jenis tanah dengan ketinggian antara 0 sampai 700 mdpl.
Porang dalam pemanfaatannya biasanya diolah terlebih dahulu menjadi tepung, baru kemudian digunakan untuk bahan baku industri kosmetik, lem, pengental, mie ramen, dan campuran makanan lainnya. Umbi Porang kaya akan glucomannan berbentuk tepung. Glucomannan diketahui sebagai serat alami yang larut dalam air. Zat ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan makanan sebagai zat pengemulsi dan pengental. Zat ini bahkan diketahui dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lem yang ramah lingkungan serta pembuatan komponen pesawat terbang.
Peminat Porang di pasar internasional juga cukup banyak, mulai dari Jepang, Vietnam, Tiongkok, Australia, dan lain sebagainya.Harga jual Porang segar per kilogramnya mencapai Rp.4.000, dan untuk harga olahan porang siap ekspor mencapai Rp.14.000. Kalau dalam satu hektar lahan bisa menghasilkan minimal 60 ton saja maka bisa dihitung berapa omset yang didapat. Dalam kunjungannya, Yoyok juga menjelaskan bahwa budidaya Porang harus ditingkatkan di berbagai wilayah Indonesia mengingat peran penting Porang dalam mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi nasional.
TAGAR : #kopitu #umkmkopitu #suksesexpor #goExpor #goGlobal #ukmnaikkelas #ukm #kopitu #porang #pasar internasional #industri kosmetik #yoyok
Follow Sosial Media
Facebook :
(20+) Kopitu Komite Pengusaha Mikro Kecil Menengah Indonesia Bersatu | Facebook
Twitter : https://twitter.com/KomiteKecil
Instagram : https://www.instagram.com/kopitu_/
mau.bergabung dgn kopitu
saya tertarik tp tidak tahu bagaimana saya harus memulai…