Social advertising adalah salah satu bentuk periklanan. Strategi periklanan ini mengandalkan platform media sosial.
Begitu cepatnya arus informasi di dunia maya, membuat pesanmu sulit untuk diperhatikan, terutama di media sosial. Media sosial bisa menjadi tempat terbaik untuk memasarkan produk, tetapi tempat tersulit pula untuk mendapatkan perhatian.
Perhatian pengguna media sosial yang jumlahnya jutaan, merupakan hal yang sangat langka. Kamu harus benar-benar kreatif dalam membuat konten untuk mendapatkan perhatian atau bisa dengan “jalan pintas”.
Jalan tersebut, yakni dengan memasang iklan di platform media sosial. Iklan media sosial sangat berpengaruh karena kamu bisa menyampaikan kepada audiens yang memang menjadi target pasarmu.
Semua kegiatan periklanan ini disebut sebagai social advertising. Pada artikel ini akan dijelaskan lebih terperinci mengenai apa itu social advertising.
Baca Juga: 7 Cara Meningkatkan Social Media Engagement
Definisi Social Advertising
Menurut Consumer Acquisition, social advertising adalah proses membuat dan menyebarkan iklan yang dapat diklik untuk menjangkau audiens target.
Dengan melakukan social advertising, berarti kamu menjangkau audiens melalui platform media sosial.
Tak hanya media sosial, social advertising bisa dilakukan pula di aplikasi perpesanan, umpan berita, bahkan aplikasi dan situs web luar negeri.
Social advertising dilakukan dengan sejumlah tujuan, antara lain membangun brand awareness, menghasilkan prospek, hingga memperoleh penjualan.
Kelebihan lain social advertising adalah mendorong engagement dan konversi. Ketika memasang iklan di media sosial, kamu bisa menentukan siapa yang bisa melihatnya.
Media sosial menyimpan semua database pengguna, hingga ke informasi spesifik seperti kesukaan pengguna hingga perilakunya ketika menggunakan media sosial.
Hal ini dapat diketahui dari tagar atau kata kunci apa yang pengguna cari, akun siapa saja yang diikuti, posting apa yang disukai atau disimpan, dan sebagainya.
Dengan modal database ini, platform media sosial dapat memberikan opsi kepada pemasang iklan mengenai segmentasi audiens yang hendak dikejar. Mulai dari segi umur, gender, hingga interest.
Audiens yang ditargetkan mungkin sama sekali tidak terbiasa dengan merek atau produk yang diiklankan. Namun pesan dalam iklan tersebut memiliki peluang bagus untuk mendapat respons cepat dari pengguna, misalnya melalui menekan tombol “suka” atau berkomentar di posting yang diiklankan.
Baca Juga: Ini Dia Jam Posting Instagram yang Tepat untuk Akun Bisnis
Perbedaan Social Advertising dengan Social Media Marketing
Meski sama-sama mengandalkan platform media sosial, social advertising dan social media marketing memiliki perbedaan signifikan.
Cara mudah membedakannya, yaitu kamu harus mengeluarkan uang untuk melakukan social advertising, sedangkan social media marketing bisa kamu lakukan tanpa mengeluarkan uang.
Social media marketing merupakan berbagai tindakan di media sosial untuk memasarkan merek atau produk tanpa harus membayar kepada platform media sosial. Misalnya, kamu membuat akun media sosial khusus untuk bisnismu.
Kamu tentu akan mengunggah konten-konten terkait produk atau merekmu di akun media sosial tersebut.
Selain itu, kamu berbagi informasi dengan pengikut, lalu berkomentar di posting lain sebagai salah satu cara untuk menambah pengikut. Semua kegiatan tersebut dapat dikatakan sebagai social media marketing.
Adapun social advertising adalah tindakan apa pun yang kamu lakukan di media sosial yang harus mengeluarkan uang. Misalnya kamu mengiklankan salah satu posting di akun media sosialmu.
Kamu harus membayar sejumlah biaya kepada platform media sosial agar posting mengenai produk atau merekmu dibaca lebih banyak pengguna.
Dengan memasang iklan, kamu tidak perlu bekerja keras membuat pengguna aware akan adanya produk atau merekmu.
Pada dasarnya, beriklan merupakan bagian dari pemasaran. Namun tidak semua pemasaran adalah periklanan, sedangkan semua periklanan merupakan bentuk pemasaran.
Setelah tahu apa perbedaan social advertising dengan social media marketing, mungkin kamu jadi bertanya-tanya, mana yang lebih baik dilakukan?
Jawabannya, tergantung dari kebutuhan dan anggaran yang kamu miliki untuk melakukan pemasaran.
Jika kamu memiliki anggaran yang cukup, kamu bisa melakukan social advertising. Namun idealnya, baik social advertising maupun social media marketing dilakukan secara bersamaan.
Kedua strategi ini, jika dilakukan secara bersamaan, akan dapat menghasilkan prospek dan penjualan. Menggunakan media sosial untuk metode organik, alias tidak berbayar, dan berbayar untuk menjangkau audiens, dapat lebih efektif.
Social media marketing dapat membantumu membangun komunitas dan membina hubungan dengan pelanggan atau calon pelanggan, meski memang butuh usaha lebih besar.
Adapun manfaat social advertising adalah membantumu menempatkan merek, produk, atau jasa yang ditawarkan bisnismu kepada pengguna yang dianggap potensial akan membelinya oleh platform media sosial.
Baca Juga: 7 Tips Membuat Action Plan untuk Bisnis
Tips Menjalankan Social Advertising untuk Bisnis
Social advertising termasuk pada jenis periklanan online yang berbiaya rendah. Strategi ini cocok digunakan untuk bisnis yang baru dirintis dengan segala keterbatasan dana.
Agar optimal dalam melakukan social advertising, berikut ini ada sejumlah tips menjalankannya untuk bisnis.
1. Pilih Platform yang Sesuai
Setiap media sosial besar, seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya, memberikan opsi untuk memasang iklan. Belum lagi ada platform periklanan lainnya, seperti Google Ads yang memungkinkanmu memasang iklan di YouTube.
Ada banyak pilihan platform di luar sana dan tentunya tidak harus kamu gunakan semuanya. Pilihlah satu atau beberapa yang paling sesuai dengan tujuan social advertising yang kamu tetapkan.
Setiap platform memiliki karakteristik audiens yang berbeda dan spesifik. Kamu harus mempelajarinya dan menyesuaikan dengan karakteristik bisnismu.
Cara mudahnya, kamu bisa membuat akun bisnismu di berbagai media sosial. Perhatikan di platform mana yang jumlah pengikut dan tingkat engagement-nya paling tinggi. Di situlah potensi pasarmu yang terbesar.
2. Tentukan Anggaran Iklan
Saat melakukan social advertising, kamu perlu menentukan model pembayaran iklan. Apakah cost per impression (CPM), cost per clik (CPC), atau model lainnya.
Masing-masing model pembayaran memiliki kesesuaian dengan tujuan pemasaran. Semisal kamu ingin meningkatkan brand awareness, model CPM lebih baik digunakan. Jika kamu ingin meningkatkan konversi atau penjualan, CPC lebih baik digunakan.
3. Siapkan Materi Iklan
Ketika melakukan social advertising, kamu sudah harus merancang dan mematangkan konsep iklanmu terlebih dahulu. Ada banyak aspek teknis yang harus menjadi perhatian, mulai dari logo, desain, warna, font, dan sebagainya.
Dari segi kreativitas, kamu butuh kemampuan copywriting untuk membuat iklan yang mampu menggugah engagement pengguna.
Tentunya, sesuaikan konsep iklan online ini dengan tujuan pemasaran yang sudah kamu tetapkan.
4. Pilih Jenis Iklan yang Paling Sesuai
Untuk memilih jenis iklan yang paling sesuai, pertama-tama kamu harus tahu terlebih dahulu apa tujuan pemasaranmu. Misalnya brand awareness, peningkatan penjualan, pengenalan produk baru, promosi event, dan sebagainya.
Dari situ kamu tahu jenis iklan apa yang akan kamu pasang. Misalnya kamu ingin meningkatkan penjualan produk tertentu, iklan yang kamu pasang tentunya berisi tentang kelebihan produk tersebut.
Demikian penjelasan mengenai social advertising. Social advertising adalah bentuk periklanan yang dapat kamu lakukan di platform media sosial dan memiliki banyak manfaat.