
Masa Pandemi COVID-19 membawa berbagai dampak di berbagai sektor. Untuk itu, penyelesaian yang perlu dilakukan pemerintah adalah solusi-solusi yang bersifat lintas sektoral atau kolaborasi lintas sektor. Salah satu upaya yang dilakukan adalah kerjasama Kementerian Pertanian dengan Hotel dan Restoran dalam hal penyajian menu-menu unggulan yang berasal dari tanaman pangan, salah satunya adalah Singkong. Hal ini penting dalam rangka menumbuhkan sektor pertanian dan pariwisata, sembari mensukseskan diversifikasi pangan dalam rangka ketahanan pangan nasional.
Melalui acara Fiesta Singkong yang diadakan pada Kamis (30/9) di Yogyakarta, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan beberapa keunggulan yang hendaknya ditonjolkan dalam rangka menaikkan kelas singkong menjadi bahan pangan superior.”Sayang banget kalau seluruh hotel kita, seluruh restoran kita, seluruh cafe kita, menyajikan barang-barang (makanan) impor. Sementara makan di cafe minum berbagai minuman yang baik baik itu kan dengan singkong goreng juga enak kan. Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia dengan 273 juta penduduk. Tidak hanya SDM, Tuhan juga memberikan anugerah lain seperti matahari yang tak pernah putus sepanjang tahun, tanah yang subur, hingga bermacam komoditas pertanian.” ungkap Syahrul.

Lebih lanjut lagi Syahrul mengungkapkan bahwa Pertanian adalah kebutuhan makan, pertanian adalah lapangan kerja terbesar, pertanian adalah membangun ekonomi basic sebuah bangsa, sebuah daerah, sebuah provinsi dan desa. Dan kerjasama semacam ini merupakan salah satu solusi yang baik untuk perkembangan komoditas Indonesia menjadi produk yang lebih unggul. “Fiesta singkong ini mengakumulasi tiga agenda yaitu budi daya, pasca panen dan mengolahnya serta bagaimana kita memasarkan budidaya dan mencari market yang stabil, market yang kokoh dan market yang makin expand untuk bahkan bisa menghadirkan kekuatan pertanian untuk singkong dan bisa mendunia”, tambahnya.
Sedangkan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi, mengatakan bahwa pengembangan komoditas untuk perluasan pasar saat ini sedang sangat gencar dilakukan. “Kami tidak hanya memberdayakan petani dan industri pangan olahan untuk hanya menyasar pasar lokal saja, tapi juga pasar global (ekspor). Untuk itu kami saat ini banyak mengadakan bimbingan teknis agar para petani dan pelaku usaha terkait dapat mengetahui peluang-peluang atau strategi-strategi apa saja yang terbaru untuk meningkatkan kapasitas usaha mereka, termasuk peningkatan nilai produk baik mentah maupun olahan”, ujar Suwandi.
Ketua Umum KOPITU, Yoyok Pitoyo yang turut hadir dalam event tersebut mengungkapkan, bahwa pada dasarnya potensi produk-produk pertanian Indonesia sangat besar dan diakui di luar negeri. “Kita sudah tahu sendiri belakangan ini porang menjadi primadona karena demand ekspor yang sangat tinggi dengan harga yang tinggi pula. Tidak berbeda dengan komoditi lain sebenarnya, seperti singkong ini banyak sekali diminati di Jepang dan Korea, karena produk pertanian kita sudah dikenal memiliki kwalitet yang paten. Sekarang kami juga banyak berkolaborasi dengan Kementan untuk berbagai titik kritis, dan menciptakan ekosistem supply chain yang lebih modern, andal, aman dan menguntungkan”, ungkap Yoyok.