Gerilya KOPITU ke Dinas Perdagangan dan Perindustrian serta Dinas Pertanian Kabupaten Bangli

komite-umkm.org – Selasa 5 Januri 2021, Gebrakan awal tahun, Tim KOPITU dengan didampingi oleh Ketua Umum, Yoyok Pitoyo, kembali melanjutkan koordinasi dengan jajaran pemerintah daerah di Kabupaten Bangli. Kedatangan kali ini disambut secara langsung oleh Kepala Dinas Pertanian dan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bangli.

Kedatangan Tim KOPITU kali ini adalah sebuah follow up dari kunjungan sebelumnya ke Bupati Bangli, dengan pembahasan yang masih relevan, yaitu strategi pengembangan sektor Pertanian dan IKM serta UKM. “Beberapa konsep ekosistem yang merupakan gabungan dari beberapa program kerja kami diskusikan dengan Lembaga terkait di tingkat Kabupaten guna merancang langkah strategis. Saya rasa hal semacam ini sangat diperlukan untuk menyongsong tahun 2021 yang kita harap akan menjadi tahun table turning bagi perekonomian baik pada skala nasional maupun daerah”, ungkap Yoyok Pitoyo.

Yoyok Pitoyo menjelaskan bahwa sebenarnya dengan sinergitas yang baik dan pemahaman terhadap sistem kerja, ditambah dengan akses berbagai fasilitas, jaringan dan sumber daya akan dapat mengembangkan dan menumbuhkan kembali perekonomian secara signifikan. “Untuk itu, kita yang merupakan salah satu stake holder tidak bisa hanya tinggal diam. Momentum harus diciptakan dan upaya harus terus bergulir”, pungkas Yoyok Pitoyo.

Menurut Yoyok, dengan penggabungan program kerja yang dijadikan modular, dapat menciptakan sebuah ekosistem perekonomian hulu-hilir yang sangat terintegrasi. Dalam hal ini, program kerja yang akan diintegrasikan lebih awal adalah Factory Sharing KOPITU, Ketahanan Pangan, Pelatihan Pertanian, dan Pengembangan Kewirausahaan.

TAGAR : #kopitu #umkmkopitu #suksesexpor #goExpor #goGlobal #ukmnaikkelas #ukm #factory sharing KOPITU #pertanian #ikm

Follow Sosial Media

Facebook : 
(20+) Kopitu Komite Pengusaha Mikro Kecil Menengah Indonesia Bersatu | Facebook

Twitter : https://twitter.com/KomiteKecil

Instagram : https://www.instagram.com/kopitu_/

UPDATE KOPITU – Menkop Teten: Koperasi Harus Menarik untuk Generasi Milenial

komite-umkm.org – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan tantangan bagi koperasi adalah bagaimana menjadikan konsep koperasi juga menarik di mata milenial atau generasi muda yang nantinya akan jadi pelaku usaha dan ekonomi masa depan.

Terlebih lagi, koperasi sudah memiliki narasi yang sangat relevan dalam ekonomi kekinian dan masa depan, yaitu, melalui aspek inklusivitas dan juga aspek partisipasi. Hal itu tercantum dalam dalam amanat UU Cipta Kerja, yang menyebutkan kemudahan pendirian koperasi menjadi salah satu hal yang diprioritaskan.

“Saat ini, pendirian Koperasi Primer hanya membutuhkan sembilan orang, sedangkan Koperasi Sekunder cukup tiga Koperasi Primer. Di sisi lain, RAT sekarang dapat dilakukan baik secara daring maupun luring. Poin berikutnya adalah memperkuat dan memperjelas keberadaan Koperasi Syariah,” kata Teten Masduki dalam Webinar Transformasi Koperasi dan UMKM di Era Digital sebagai Kekuatan Ekonomi Rakyat dalam Pemulihan Ekonomi Nasional, Senin (14/12/2020).

Kemudahan pendirian ini akan mengakselerasi tumbuhnya jumlah koperasi. Sekaligus menjadi menarik bagi koperasi yang didirikan oleh milenial, khususnya yang memiliki kesamaan hobi atau pun komunitas maupun mereka yang ingin mendirikan perusahaan rintisan/startup.

Sehingga posisi Koperasi Syariah akan sangat dibutuhkan oleh koperasi-koperasi yang berbasis pesantren. Di sisi lain, melalui PermenkopUKM no. 4 tahun 2020, penyaluran dana bergulir oleh LPDB diprioritaskan 100 persen untuk koperasi. Tidak hanya itu, dilakukan penyederhanaan proses dari 12 tahap menjadi hanya 3 tahap.

Sedangkan Permenkop UKM No.9 Tahun 2020 mengawal penuh pengawasan koperasi, khususnya berkenaan aspek akuntabilitas dan compliance/kepatuhan.

“Ini menunjukkan pemerintah berupaya penuh dalam menjadikan koperasi sebagai lokomotif ekonomi rakyat,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu pula, Menkop UKM mengungkapkan tahun ini semua menyaksikan terjadinya perubahan tren pasar yang sangat dinamis. Digital economy dan stay-home economy menjadi diksi-diksi yang mulai lekat dengan keseharian kegiatan usaha di masyarakat.

“Atas dasar itu, kami menghadirkan beberapa program yang bertujuan mengkurasi solusi teknologi digital rintisan putra-putri Indonesia yang memang membantu proses bisnis UMKM dan Koperasi,” ujarnya.

Kemudian, program Pahlawan Digital 2020 diikuti 126 pendaftar dari seluruh Indonesia yang mengerucut menjadi 30 inovator digital hingga dipilih 10 inovasi digital terbaik untuk UMKM yang dihadirkan putra-putri terbaik Indonesia.

Di antara beberapa inovasi yang ikut serta dalam Pahlawan Digital tahun ini mensolusikan aspek pencatatan utang-piutang. Ini substansial sekali dan memang relevan dalam keseharian proses bisnis UMKM.

Dengan pembukuan yang lebih baik, UMKM dapat memfokuskan sumber daya dalam upaya memajukan usaha. Ada asisten virtual dalam format chatbot, sehingga bisnis dapat tetap berjalan 24 jam dengan dukungan kecerdasan artifisal.

Hingga upaya mengagregasi proses bisnis dari hulu, seperti konsolidasi pembelian bahan baku, hingga perluasan akses pasar. Ini semua memang solusi yang sesungguhnya dibutuhkan UMKM kita,” tegasnya.

Namun demikian, menurut dia, ranah ekplorasi untuk berinovasi bagi pelaku usaha masih terbuka sangat lebar. Untuk koperasi misalnya, bentuk inovasi digital yang membantu penyelenggaraan usaha koperasi sangat dinantikan baik berkenaan aspek kepatuhan, pembukuan dan pencatatan simpan-pinjam anggota untuk KSP, credit scoring atau bahkan integrator dari fitur dan fungsi tersebut.

“Salah satu hal yang menurut saya patut diangkat adalah 76 persen dari innovator digital ini hadir dari luar Jakarta. Ini menunjukkan seluruh belahan Indonesia generasi milenial kita sebetulnya tidak kehabisan ide-ide cerdas dan konsep-konsep inovasi untuk UMKM yang harus kita dukung dan semangati,” paparnya.

Program berikutnya adalah Gerakan Transformasi Digital Koperasi: IDXCOOP. Gerakan ini berupaya menghadirkan sentuhan teknologi digital karya perusahaan rintisan lokal untuk kegiatan usaha koperasi di seluruh Indonesia. Sehingga, koperasi menjadi semakin relevan dan mengikuti perkembangan zaman.

Platform IDXCOOP dapat diakses di idxcoop.kemenkopukm.go.id yang mana saat ini sudah terdaftar 10 penyedia solusi teknologi digital bagi koperasi serta 400 koperasi yang telah berpartisipasi.

Demikian Menkop UKM mengajak seluruh elemen untuk merancang model bisnis sirkuit ekonomi yang lebih efisien sehingga menghubungkan hulu hilir dan lintas stakeholder untuk berbagai bidang usaha, merumuskan bentuk-bentuk solusi teknologi yang membantu UMKM dan Koperasi.

sumber Refrensi : https://www.liputan6.com/

TAGAR : #kopitu #umkmkopitu #suksesexpor #goExpor #goGlobal #ukmnaikkelas #ukm #koperasi #kemenkop #teten masduki #milenial

Follow Sosial Media

Facebook : https://www.facebook.com/kopitu.jaya.5/

Twitter : https://twitter.com/KomiteKecil

Instagram : https://www.instagram.com/kopitu_/

UPDATE KOPITU – Pengembangan Pariwisata Harus Satu Paket dengan Pemberdayaan UMKM

komite-umkm.org – Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan mengatakan, mengembangkan pariwisata di daerah, harus satu paket dengan pemberdayaan UMKM dan ekonomi kreatif di wilayah masing-masing.

Sebelum pandemi Covid-19, sektor pariwisata merupakan penyumbang terbesar kedua bagi pendapatan negara. Namun, pandemi membuat banyak destinasi wisata di Indonesia lumpuh tak bergerak.

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bertema penguatan pengelolaan UMKM, ekonomi kreatif, dan koperasi di sektor pariwisata, di Kabupaten Kuningan.

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bertema penguatan pengelolaan UMKM, ekonomi kreatif, dan koperasi di sektor pariwisata, di Kabupaten Kuningan.

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan mengatakan, mengembangkan pariwisata di daerah, harus satu paket dengan pemberdayaan UMKM dan ekonomi kreatif di wilayah masing-masing.

Sebelum pandemi Covid-19, sektor pariwisata merupakan penyumbang terbesar kedua bagi pendapatan negara. Namun, pandemi membuat banyak destinasi wisata di Indonesia lumpuh tak bergerak.

Untuk itu, pemerintah sudah menyiapkan banyak skema pemulihan ekonomi nasional. Bahkan, ada skema khusus untuk membangkitkan usaha mikro, termasuk yang ada di wilayah destinasi wisata.

Salah satunya adalah Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM), yang merupakan hibah sebesar Rp2,4 juta per orang, untuk membantu permodalan yang tergerus akibat dampak pandemi.

Ia mengakui, ada tiga masalah klasik yang membelit UMKM selama ini, dan makin terlihat kala pandemi melanda. Yaitu, permodalan, perizinan usaha, hingga masalah logistik. Masalah tersebut sudah terjawab dalam UU Cipta Kerja.

Untuk membangkitkan UMKM dan pelaku ekonomi kreatif di kawasan pariwisata, Ia mengajak mereka untuk bergabung dalam wadah koperasi. Karena, peran koperasi menjadi penting saat ini karena sudah menjadi agregator bagi pelaku usaha.

“Kalau mereka mengurus usahanya sendiri-sendiri, maka akan susah dan tidak mendapatkan skala keekonomian,” katanya.

Dengan begitu, para UMKM bisa lebih fokus dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi. Koperasi yang akan mengurus permodalan, pemasaran produk, sampai menyiapkan bahan baku.

Dengan sekitar 140 potensi objek wisata yang ada di Kuningan yang sebagian besar merupakan wisata alam, ia mendorong untuk memperkuat ekosistem usaha diantara pariwisata, UMKM, dan sektor ekonomi kreatif.

“Mereka harus berkelompok untuk memproduksi produk-produk unik di wilayah destinasi wisata. Saya berharap Pemda melahirkan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada UMKM, khususnya di sektor pariwisata,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Kuningan M Ridho Suganda mengatakan pihaknya terus fokus untuk meningkatkan sektor pariwisata dan pemulihan ekonomi Kuningan melalui UMKM dan ekonomi Kreatif.

“Harus ada kolaborasi antara pariwisata, UMKM, dan sektor ekonomi kreatif, untuk memulihkan perekonomian Kuningan,” ucap Ridho.

Bagi Ridho, keberadaan UMKM itu melekat erat dengan sektor pariwisata, termasuk menjadi branding image. Hanya saja, diakui masih ada kendala yang membelenggu pelaku UMKM di Kuningan. Diantaranya, mereka masih mengambil bahan baku dari daerah lain.

Selain itu, kata Ridho, pemasaran produk juga terhambat dengan pemberlakuan PSBB di banyak daerah yang menjadi target pasarnya. Namun, UMKM harus tetap jalan agar ekonomi wilayah tetap bergerak.

Ke depan, Ridho berharap kebijakan perizinan usaha dari pemerintah pusat bisa dilakukan pada satu pintu layanan. Dengan tujuan agar lebih cepat dan masyarakat tidak pusing lagi. “Saya juga berharap produk asal Kuningan bisa mendunia. Salah satunya, Tape Ember,” pungkas Ridho.

sumber Refrensi : https://www.liputan6.com/

TAGAR : #kopitu #umkmkopitu #suksesexpor #goExpor #goGlobal #ukmnaikkelas #ukm #pariwisata #sektor pariwisata #umkm pariwisata #ukm pariwisata

Follow Sosial Media

Facebook : https://www.facebook.com/kopitu.jaya.5/

Twitter : https://twitter.com/KomiteKecil

Instagram : https://www.instagram.com/kopitu_/