Jakarta, WISATA – Dalam upaya meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekolah di Indonesia, pemerintah telah meluncurkan program makan siang gratis bergizi. Program ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah gizi buruk dan stunting yang masih menjadi tantangan besar di beberapa wilayah di Indonesia. Namun, menurut Yoyok Pitoyo Kopitu, Ketua Komite Pengusaha Mikro Kecil Menengah Indonesia Bersatu (Kopitu), pemerintah harus lebih bijak dalam mengimplementasikan program ini dengan memperhatikan keanekaragaman bahan pangan lokal dan mengakomodasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terutama yang berada di daerah.
Keanekaragaman Bahan Pangan Lokal
Yoyok Pitoyo Kopitu menegaskan pentingnya keanekaragaman bahan pangan lokal dalam program makan siang gratis bergizi. Ia berpendapat bahwa ketergantungan pada satu jenis makanan pokok, seperti nasi, harus dihindari. “Keanekaragaman pangan lokal harus menjadi perhatian utama. Kita tidak boleh hanya mengandalkan nasi sebagai satu-satunya sumber karbohidrat. Ada banyak bahan pangan lokal yang kaya gizi, seperti jagung, singkong, ubi, sagu, dan kentang, yang bisa dijadikan alternatif,” ujar Yoyok Pitoyo.
Dengan memperkenalkan berbagai sumber makanan lokal kepada anak-anak sejak dini, tidak hanya memperkaya pilihan makanan mereka, tetapi juga melestarikan kekayaan kuliner Indonesia. Keanekaragaman ini penting agar anak-anak tidak hanya tergantung pada nasi sebagai makanan pokok, tetapi juga terbiasa dengan variasi pangan yang lebih luas dan lebih sehat.
Selain keanekaragaman pangan, Yoyok Pitoyo juga menekankan pentingnya peran UMKM dalam program ini. UMKM, terutama yang berada di daerah, harus menjadi bagian integral dari rantai pasok bahan pangan untuk program makan siang ini. “UMKM adalah tulang punggung perekonomian nasional. Mereka harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam program ini. Pemerintah harus memastikan bahwa bahan pangan yang digunakan berasal dari UMKM lokal, bukan dari impor, kita harus mandiri pangan,” kata Yoyok Pitoyo.
Yoyok Pitoyo menambahkan bahwa keterlibatan UMKM dalam program ini tidak hanya akan menguntungkan mereka secara ekonomi, tetapi juga akan meningkatkan kualitas pangan yang disajikan. UMKM lokal sering kali memiliki akses ke bahan-bahan segar dan berkualitas yang tidak kalah dari produk impor. “Jangan sampai program makan siang gratis untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekolah menjadi alasan untuk meningkatkan impor sumber makanan sehingga membuat UMKM menjadi semakin terjepit, jangan sampai hanya memperkaya para vendor dan pebisnis di lingkaran tertentu,” tegas Yoyok Pitoyo.
Keterlibatan UMKM lokal dalam program makan siang bergizi juga memiliki potensi untuk meningkatkan ekonomi daerah. Dengan membeli bahan pangan dari UMKM setempat, pemerintah dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah. Ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kemandirian pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Selain itu, dengan memberdayakan UMKM lokal, program ini dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi angka pengangguran di daerah. Hal ini sangat penting, terutama di daerah-daerah yang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi dan akses terbatas ke pasar yang lebih luas. Dengan demikian, program makan siang bergizi ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi anak-anak sekolah, tetapi juga membawa dampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan.
Pentingnya Sinergi antara Pemerintah dan UMKM
Untuk memastikan keberhasilan program ini, Yoyok Pitoyo Kopitu mengusulkan adanya sinergi yang kuat antara pemerintah dan UMKM. Pemerintah harus memberikan dukungan yang diperlukan bagi UMKM untuk dapat berpartisipasi dalam program ini, seperti akses ke pembiayaan, pelatihan, dan bantuan teknis. Di sisi lain, UMKM juga harus siap untuk memenuhi standar kualitas dan kuantitas yang diperlukan untuk mendukung program makan siang bergizi.
Yoyok Pitoyo juga menekankan pentingnya transparansi dalam proses pengadaan bahan pangan. Pemerintah harus memastikan bahwa seluruh proses pengadaan dilakukan secara adil dan terbuka, sehingga UMKM dari berbagai daerah memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi. “Ini bukan hanya tentang memberikan makan siang gratis kepada anak-anak, tetapi juga tentang membangun ekosistem pangan yang kuat dan berkelanjutan di seluruh Indonesia, kita harus mandiri pangan, sehingga kita mampu berdiri tegak dihadapan bangsa lain” tambah Yoyok Pitoyo.
Program makan siang gratis bergizi yang diluncurkan pemerintah merupakan langkah positif dalam meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekolah di Indonesia. Namun, program ini harus dilaksanakan dengan mempertimbangkan keanekaragaman bahan pangan lokal dan mengakomodasi UMKM, terutama yang berada di daerah. Dengan begitu, program ini tidak hanya akan memberikan manfaat langsung bagi anak-anak, tetapi juga akan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan menjaga kemandirian pangan nasional.
Melalui keterlibatan aktif UMKM dalam penyediaan bahan pangan untuk program ini, pemerintah dapat memastikan bahwa program makan siang bergizi ini benar-benar memberikan manfaat yang maksimal bagi semua pihak, dari anak-anak sekolah hingga masyarakat luas.
TAGAR: #SuksesExpor #UMKM #umkmkopitu #goExpor #goGlobal #ukmnaikkelas #YoyokPitoyo #KOPITU #G20 #Viral
Facebook : https://www.facebook.com/kopitupusat
Grup Facebook : https://www.facebook.com/groups/656213288473045/
Twitter : https://twitter.com/KomiteKecil
Instagram : https://www.instagram.com/kopitu_/
Tik-Tok : https://www.tiktok.com/@kopitujaya2022
Sumber : https://wisata.viva.co.id/